Rabu, 27 Mei 2015

Makna Hidup Mahasiswa! dan Hidup Rakyat Indonesia serta Pergerakan Mahasiswa Sebelum dan Sesudah Tahun 1998

A. Makna Hidup Mahasiswa! Dan Hidup Rakyat Indonesia!
            Seruan “Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat Indonesia!” sering terdengar terutama ketika mahasiswa sedang aksi. Melihat kilas balik pada tahun 1998 ketika kita mendengar seruan ini membuat merinding. Bisa demikian karena pada tahun tersebut perjuangan mahasiswa benar-benar memberikan yang terbaik untuk perubahan tanah air tercinta. Seruan yang keluar membuat kita merinding karena ketulusan dari perjuangan mahasiswa yang membawa perubahan. Makna seruan ini bagi saya adalah bukti bahwa setiap perjuangan dan aksi nyata yang dilakukan ada mahasiswa yang rela berjuang dan berkorban demi negara. Seruan “Hidup Mahasiswa!” sebagai bukti bahwa mahasiswa masih ada untuk memperjuangkan perubahan yang lebih baik. Sementara seruan “Hidup Rakyat Indonesia!” ini berarti mahasiswa selalu membela semua rakyat yang ada di dalamnya tidak memandang status sosial, suku, agama, ras, atau lainnya.
            Mahasiswa merupakan bagian dari kaum intelektual yangada di Indonesia. Selain itu, mahasiswa sebagai strata tertinggi dalam pendidikan. Tingkatan pendidikan di Indonesia mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Perguruan Tinggi. Mulai dari PAUD sampai SMA gelarnya adalah siswa. Setelah memasuki perguruan tinggi disebut mahasiwa. Apabila ingin melanjutkan S2 atau S3 tetap saja bukan kembali menjadi siswa tapi mahasiswa. Maka dari itu mengapa mahasiswa merupakan strata tertinggi dalam dunia pendidikan.
            Mahasiswa yang dianggap sebagai kaum intelektual tertinggi yang dimiliki Indonesia tentu membuat banyak orang yang menginginkan perubahan bertumpu pada mahasiswa. Mahasiswa dianggap mempunyai kekuatan bear yang bisa membawa perubahan yang diharapkan oleh banyak orang. Suara mahasiswa menjadi pertimbangan yang dianggap mewakili rakyat Indonesia. Di tangan mahasiswalah sebagai garda perubahan Indonesia ke depannya.
            Apabila kita merinding dengan seruan tahun 1998, berbeda dengan saat ini. Saat ini banyak pihak yang berasumsi bahwa mahasiswa saat ini tidak memberikan tinta emas bagi rakyat Indonesia. Mahasiswa saat ini dicap sebagai anak muda yang sibuk dengan media sosial yang kerjanya hanya update status dan tidak mempedulikan kondisi bangsa. Jika generasi mudanya terus-menerus seperi ini, bayangkan apa yang akan terjadi 20 atau 30 tahun kedepan. Tongkat estafet pemerintahan saat ini 20 tahun kedepan akan dipegang oleh generasi sekarang. Apabila generasi mudanya hanya sibuk dengan sosial media dan tidak peduli dengan nasib bangsa. Dapat diprediksikan 20 atau beberapa pulh tahun kedepan bangsa ini akan hancur. Bahkan 100 atau beberapa ratus tahun kedepan kita tidak tahu apakah masih ada lagi sebuah negara yang bernama Indonesia.
            Maka dari itu, mulai saat ini mari tingkatkan rasa cinta dan kepedulian terhadap tanah air tercinta. Mahasiswalah sebagai generasi pendobrak yang akan mendobrak semua hal negatif yang terjadi saat ini. Mahasiswalah kaum intelektual tertinggi yang menjadi tumpuan banyak orang. Kalau bukan kita, siapa lagi? Mari kita serukan lagi “Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat Indonesia!” dengan semangat membara dan rasa cinta tanah air yang tinggi. Dengan demikian, mahasiswa dpat membuktikan bahwa mahasiswa bisa dan bukan generasi yang hanya sibuk dengan sosial media. Mari kita tunjukan bahwa asumsi masyarakat itu benar, mahasiswa sebagai garda perubahan yang akanmembawa Indonesia menjadi lebih baik.

B. Pergerakan Mahasiswa Sebelum dan Sesudah 1998
            Pergerakan mahasiswa atau generasi muda sebelum kemerdekaan memberikan dampak yang sangat besar. Pergerakan yang sangat berpengaruh yaitu mempersatukan seluruh pemuda tanpa memandang suku, agama, ras, dan adat istiadat melalui sumpah pemuda. Inilah awal pergerakan yang membakar seluruh pemuda pada saat itu untuk mempersatukan visi, misi, dan cita-cita untuk memperoleh kemerdekaan.
            Sebelum tahun 1998 pergerakan mahasiswa tidak begitu terlihat. Pada saat itu ruang gerak mahasiswa untuk mengemukakan pendapat dan bersuara itu dibatasi. Pada tahun 1965 – 1966 jumlah rakyat yang terbunuh sebanyak 3 juta orang. Padamasa pemerintahan Presiden Suharto kebebasan mengemukakan pendapat dan bersuara tidak bisa berjalan. Rakyat bungkam dan harus mengikuti semuayang diperintahkan, tidak boleh berontak, protes, dan mengemukakan pendapat. Bagaimana pun kesalahan kewenangan yang dilakukan pemerintah, masyarakat tidak bisa apa-apa.
            Memasuki tahun 90-an mahasiswa mulai menyatukan tenaga demi perubahan Indonesia menjadi lebih baik. Perjuangan yang dilakukan mahasiswa benar-benar mementingkan rakyat dan mengorbankan nyawa. Puncaknya terjadi pada tahun 1998 ketika lungsurnya Presiden Suharto.

            Memasuki era milenium, pergerakan mahasiswa mulai memudar. Bahkan saat ini mahasiswa dianggap pihak yang gampang terpengaruh dan tidak memiliki kendali yang kuat. Bahkan mahasiswa dianggap sebagai generasi muda yang tidak mempedulikan basib bangsa dan hanya sibuk dengan gadget.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar