A. Makna Hidup Mahasiswa! Dan Hidup
Rakyat Indonesia!
Seruan “Hidup Mahasiswa! Hidup
Rakyat Indonesia!” sering terdengar terutama ketika mahasiswa sedang aksi.
Melihat kilas balik pada tahun 1998 ketika kita mendengar seruan ini membuat
merinding. Bisa demikian karena pada tahun tersebut perjuangan mahasiswa
benar-benar memberikan yang terbaik untuk perubahan tanah air tercinta. Seruan
yang keluar membuat kita merinding karena ketulusan dari perjuangan mahasiswa
yang membawa perubahan. Makna seruan ini bagi saya adalah bukti bahwa setiap
perjuangan dan aksi nyata yang dilakukan ada mahasiswa yang rela berjuang dan
berkorban demi negara. Seruan “Hidup Mahasiswa!” sebagai bukti bahwa mahasiswa
masih ada untuk memperjuangkan perubahan yang lebih baik. Sementara seruan
“Hidup Rakyat Indonesia!” ini berarti mahasiswa selalu membela semua rakyat
yang ada di dalamnya tidak memandang status sosial, suku, agama, ras, atau
lainnya.
Mahasiswa merupakan bagian dari kaum
intelektual yangada di Indonesia. Selain itu, mahasiswa sebagai strata
tertinggi dalam pendidikan. Tingkatan pendidikan di Indonesia mulai dari
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama
(SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Perguruan Tinggi. Mulai dari PAUD
sampai SMA gelarnya adalah siswa. Setelah memasuki perguruan tinggi disebut
mahasiwa. Apabila ingin melanjutkan S2 atau S3 tetap saja bukan kembali menjadi
siswa tapi mahasiswa. Maka dari itu mengapa mahasiswa merupakan strata
tertinggi dalam dunia pendidikan.
Mahasiswa yang dianggap sebagai kaum
intelektual tertinggi yang dimiliki Indonesia tentu membuat banyak orang yang
menginginkan perubahan bertumpu pada mahasiswa. Mahasiswa dianggap mempunyai
kekuatan bear yang bisa membawa perubahan yang diharapkan oleh banyak orang.
Suara mahasiswa menjadi pertimbangan yang dianggap mewakili rakyat Indonesia.
Di tangan mahasiswalah sebagai garda perubahan Indonesia ke depannya.
Apabila
kita merinding dengan seruan tahun 1998, berbeda dengan saat ini. Saat ini
banyak pihak yang berasumsi bahwa mahasiswa saat ini tidak memberikan tinta
emas bagi rakyat Indonesia. Mahasiswa saat ini dicap sebagai anak muda yang
sibuk dengan media sosial yang kerjanya hanya update status dan tidak mempedulikan kondisi bangsa. Jika generasi
mudanya terus-menerus seperi ini, bayangkan apa yang akan terjadi 20 atau 30
tahun kedepan. Tongkat estafet pemerintahan saat ini 20 tahun kedepan akan
dipegang oleh generasi sekarang. Apabila generasi mudanya hanya sibuk dengan
sosial media dan tidak peduli dengan nasib bangsa. Dapat diprediksikan 20 atau
beberapa pulh tahun kedepan bangsa ini akan hancur. Bahkan 100 atau beberapa
ratus tahun kedepan kita tidak tahu apakah masih ada lagi sebuah negara yang
bernama Indonesia.
Maka
dari itu, mulai saat ini mari tingkatkan rasa cinta dan kepedulian terhadap
tanah air tercinta. Mahasiswalah sebagai generasi pendobrak yang akan mendobrak
semua hal negatif yang terjadi saat ini. Mahasiswalah kaum intelektual
tertinggi yang menjadi tumpuan banyak orang. Kalau bukan kita, siapa lagi? Mari
kita serukan lagi “Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat Indonesia!” dengan semangat
membara dan rasa cinta tanah air yang tinggi. Dengan demikian, mahasiswa dpat
membuktikan bahwa mahasiswa bisa dan bukan generasi yang hanya sibuk dengan
sosial media. Mari kita tunjukan bahwa asumsi masyarakat itu benar, mahasiswa
sebagai garda perubahan yang akanmembawa Indonesia menjadi lebih baik.
B. Pergerakan
Mahasiswa Sebelum dan Sesudah 1998
Pergerakan
mahasiswa atau generasi muda sebelum kemerdekaan memberikan dampak yang sangat
besar. Pergerakan yang sangat berpengaruh yaitu mempersatukan seluruh pemuda
tanpa memandang suku, agama, ras, dan adat istiadat melalui sumpah pemuda. Inilah
awal pergerakan yang membakar seluruh pemuda pada saat itu untuk mempersatukan
visi, misi, dan cita-cita untuk memperoleh kemerdekaan.
Sebelum tahun 1998 pergerakan
mahasiswa tidak begitu terlihat. Pada saat itu ruang gerak mahasiswa untuk
mengemukakan pendapat dan bersuara itu dibatasi. Pada tahun 1965 – 1966 jumlah
rakyat yang terbunuh sebanyak 3 juta orang. Padamasa pemerintahan Presiden
Suharto kebebasan mengemukakan pendapat dan bersuara tidak bisa berjalan. Rakyat
bungkam dan harus mengikuti semuayang diperintahkan, tidak boleh berontak,
protes, dan mengemukakan pendapat. Bagaimana pun kesalahan kewenangan yang
dilakukan pemerintah, masyarakat tidak bisa apa-apa.
Memasuki
tahun 90-an mahasiswa mulai menyatukan tenaga demi perubahan Indonesia menjadi
lebih baik. Perjuangan yang dilakukan mahasiswa benar-benar mementingkan rakyat
dan mengorbankan nyawa. Puncaknya terjadi pada tahun 1998 ketika lungsurnya
Presiden Suharto.
Memasuki
era milenium, pergerakan mahasiswa mulai memudar. Bahkan saat ini mahasiswa
dianggap pihak yang gampang terpengaruh dan tidak memiliki kendali yang kuat. Bahkan
mahasiswa dianggap sebagai generasi muda yang tidak mempedulikan basib bangsa dan
hanya sibuk dengan gadget.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar